BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Dasar
Teori
Ada beberapa jenis Bahan Tambahan Makanan, yaitu:
a. Pewarna, yaitu BTM yang dapat
memperbaiki atau memberi warna pada
makanan. Contoh pewarna sintetik adalah amaranth, indigotine, dan
nafthol yellow.
b.Pemanis buatan, yaitu BTM yang dapat
menyebabkan rasa manis pada makanan yang tidak atau hamper tidak memiliki nilai
gizi. Contohnya adalah Sakarin, Siklamat dan Aspartam.
c. Pengawet yaitu BTM yang dapat
mencegah atau menghambat terjadinya fermentasi, pengasaman atau penguraian lain
pada makanan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Contohnya: asam asetat,
asam propionat dan asam benzoat.
d. Antioksidan yaitu BTM yang dapat
memghambat atau mencegah proses oksidasi lemak sehingga mencegah terjadinya
ketengikan. Contohnya adalah TBHQ (tertiary butylhydroquinon).
e. Antikempal, yaitu BTM yang dapat
mencegah menggumpalnya makanan serbuk, tepung atau bubuk.contohnya adalah:
kalium silikat.
f. Penyedap rasa dan aroma, penguat
rasa, yaitu BTP yang dapat memberikan, menembah atau mempertegas rasa dan
aroma. Contohnya Monosodium Glutamate (MSG).
g. Pengatur keasaman (pengasam,
penetral dan pendapar), yaitu BTM yang dapat mengasamkan, menetralkan dan
mempertahankan derajat asam makanan. Contohnya agar, alginate, lesitin dan gum.
h.Pemutih dan pematang tepung, yaitu
BTM yang dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga
memperbaiki mutu pemanggangan. Contohnya adalah asam askorbat dan kalium
bromat.
1.1.1
strukturkimiadanfisika
[ARSENIC TRIOXIDE]
Arsenic trioxide
Rumus Molekul : As2O3
Massa Molekul :197,84Dalton
1.
PENANDA PRODUK
NOMOR
REGISTER CAS
|
:
|
1327-53-3
|
NOMOR HS
|
:
|
2812.10.00.00
|
NOMOR UN
|
:
|
1561
|
Sifat-sifat
Arseniksecarakimiawimemilikikarakteristik
yang serupadenganFosfor,danseringdapatdigunakansebagaipenggantidalamberbagaireaksibiokimiadanjugaberacun.Ketikadipanaskan,
arsenikakancepatteroksidasimenjadioksidaarsenik, yang Berbausepertibaubawangputih.
Arsenikdanbeberapasenyawa arsenic jugadapatlangsungtersublimasi,
berubahdaripadatmenjadi gas tanpamenjadicairanterlebihdahulu.Zatdasar arsenic ditemukandalamduabentukpadat
yang berwarnakuningdanmetalik, denganberatjenis 1,97dan 5,73.
Sifat Fisika
Arsenik
18.
Tidak bersifat magnetik
Sifat Kimia
Arsenik
1.
Reaksi arsenik dengan air
Arseniktidakbereaksidenganairdalamketiadaanudaradalam
kondisinormal.
2.
Reaksi arsenik dengan udara
Arsenikstabildiudarakering,tetapipermukaanmengoksidasiperlahandiudaralembabuntukmemberikanperunggumenodaidanakhirnyapenutuphitam. Ketikadipanaskandiudara, arsenikmenyatu"arsenik trioksida" tetra-arsenik
hexaoxide, As4O6.
Hal inidisertaidenganpendardi bawahbeberapakondisi. Ketikadipanaskandalamoksigen, arsenikmenyatuuntukmembentuk"arsen pentoksida" tetra-arsenik decaoxide.
4As(s) +5O2(g)
As4O10(s)
4As(s) +3O2(g)
As4O6(s)
3.
Reaksi arsenik dengan halogen
Arsenikbereaksidenganfluoruntukmembentukarsengas(V) fluoride
2As(s) +5F2(g)
2AsF5(g)
Arsenikbereaksidalam
kondisi yang terkendalidenganhalogenfluorin, klorinbromin, danyodiumuntukmembentukarsen(III) trihalides.
2As(s) +3F2(g)
2AsF3(l)
2As(s) +3Cl2(g)
2AsCl3(l)
2As(s) +3Br2(g)
2AsBr3(l)
2As(s) +3I2(g)
2AsI3(l)
1.1.2 Efek
Bebahaya Arsen:
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang
dapat mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan.
Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran
makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan
pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan
pembuluh darah, luka di hati dan ginjal. Berikut ini adalah implikasi klinik
akibat tercemar oleh arsen:
1. Mata
Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.
2. Kulit
Adanya kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker (carcinogenic).
3. Darah
Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer).
4. Liver
Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan efek yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
5. Ginjal
Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia dan kerusakan jaringan).
6. Saluran pernapasan
Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru.
7. Pembuluh darah
Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger).
8. Sistem Reproduksi
Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.
9. Sistem Immunologi
Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi virus.
10. Sistem Sel
Efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel sehingga menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati.
11. Gastrointestinal (Saluran Pencernaan)
Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual (nausea) dan muntah (vomiting).
1. Mata
Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.
2. Kulit
Adanya kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker (carcinogenic).
3. Darah
Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer).
4. Liver
Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan efek yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
5. Ginjal
Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia dan kerusakan jaringan).
6. Saluran pernapasan
Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru.
7. Pembuluh darah
Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger).
8. Sistem Reproduksi
Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.
9. Sistem Immunologi
Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi virus.
10. Sistem Sel
Efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel sehingga menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati.
11. Gastrointestinal (Saluran Pencernaan)
Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual (nausea) dan muntah (vomiting).
1.1.3 Formalin
Formalin
Formaldehida
|
|
Metanal
|
|
Nama lain
formol, metil
aldehida, oksida metilena
|
|
Identifikasi
|
|
[50-00-0]
|
|
LP8925000
|
|
C=O
|
|
Sifat
|
|
CH2O
|
|
30,03 g·mol−1
|
|
Penampilan
|
gas
tak berwarna
|
1 kg·m−3,
gas
|
|
-19,3 °C
(253,9 K)
|
|
>
100 g/100 ml (20 °C)
|
|
Struktur
|
|
trigonal
planar
|
|
2,33168(1)
D
|
|
Bahaya
|
|
Bahaya
utama
|
beracun,
mudah terbakar
|
4
3
0
|
|
R23/24/25,
R34, R40, R43
|
|
(S1/2),
S26, S36/37, S39, S45, S51
|
|
-53 °C
|
|
Senyawa terkait
|
|
Aldehida
terkait
|
|
Senyawa
terkait
|
|
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di
atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa) |
a) Sifat Fisik dan Kimia
Sifat fisik larutan forlmaldehid adalah cairan
jernih, tidak bewarna atau hampir tidak bewarna, bau menusuk, uap
merangsang selaput lender hidung dan tenggorokan dan jika disimpan ditempat
dingin dapat menjadi keruh. Disimpan dalam wadah tertutup , terlindung dari
cahaya dengan suhu penyimpanan di atas 20oC (Depkes 1995).
Formalin pada
umumnya memikliki sifat kimia yang sama dengan aldehid namun lebih reaktif
daripada aldehid lainnya. Formalin merupakan elektofil sehingga bisa dipakai
dalam reaksi subsitusi aromatik elektrofil dan senyawa aromatik serta bisa
mengalami reaksi adisi elektrofil dan alkena. Keadaan katalisis bisa
mengakibatkan Formalin menjadi asam formiat, karbondioksida, metanol, dan dalam
bentuk metabolit HO-CH2-alkilasi (Theines dan Halley, 1955). Formalin biasanya
membentuk trimer siklik 1,3,5-trioksan atau polimer linier polioksimetilen.
1.1.4 Efek
Berbahaya Formalin:
Dampak Formalin pada Kesehatan
Manusia
·
Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat :
seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar,
sakit perut dan pusing
·
Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah
terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah,
mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf
pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan
pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi
bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka
panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
·
jika dikonsumsi manusia, formalin bisa menyebabkan iritasi
pada saluran pernapasan, mengganggu fungsi hati, ginjal, dan sistem reproduksi
·
Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin pada
makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa
timbut antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah,
mencret berdarah, timbulnya depresi susunan saraf, atau gangguan peredaran
darah.
·
Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat
mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah), dan
haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian
·
Formalin atau larutan formaldehida (HCHO) yang biasanya
untuk bahan pengawet mayat, penggunaannya pada makanan dalam dosis tinggi akan
menyebabkan iritasi lambung, menyebabkan kanker, gagal ginjal, lever, limpa dan
merusak jaringan tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Arsenic
Arsenic Pentoxide (As2O5) bereaksi
dengan Vitamin C menjadi zat berbahaya Arsenic Trioxide (As2O3)
Sebenarnya apa itu senyawa Arsenic
Pentoxide (As2O5)? Itu adalah senyawa arsen anorganik yaitu logam yang dapat
ditemukan pada air tanah yang pada umumnya digunakan pada pembuatan kaca,
optic, dan keramik. Sifatnya yang stabil dan tidak larut membuat senyawa ini
merupakan bahan yang baik dalam membuat mangkuk dari tanah liat serta alat
elektronik yang ringan. Senyawa arsen organik bersifat toksik, jika tertelan
dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan gangguan pada saluran pencernaan,
kardiovaskular, dan sistem saraf, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Lain halnya dengan senyawa arsen
yang secara alami ditemukan dalam makhluk laut atau beberapa makhluk
daratan. Senyawa arsen yang berada pada makhluk hidup merupakan senyawa
arsen organik yang bersifat kurang toksik dibanding senyawa arsen anorganik.
Organisme laut, termasuk udang mengandung sejumlah senyawa arsen organik dalam
bentuk arsenobetain. Di dalam tubuh, senyawa arsenobetain akan disekresikan
dalam bentuk utuh dan tidak menimbulkan efek toksik dan juga tidak terjadi
reaksi dengan vitamin C.
Arsenic (As) Arsenic adalah elemen /
unsur kimia yang ditemukan dalam bentuk senyawa dalam berbagai jenis mineral,
dengan symbol As yang di dalam table sistem periodic unsur terletak di barisan
metalloid, dengan nomor atom 33, dan massa atom relative 74,92. Pemaparan
tentang Arsenic sendiri, pertama kali dipublikasikan oleh Albertus Magnus pada
tahun 1250. Arsenic banyak digunakan dalam industry logam karena memiliki
kemampuan membentuk alloy (campuran dua logam atau lebih), juga digunakan
sebagai bahan semikonduktor dalam bahan elektronik, dll. Arsenic dan berbagai
“compound”/senyawanya, seperti Arsenic Pentoxide (As2O5) dan Arsenic Trioxide
(As2O3) yang biasa digunakan pada pembuatan pestisida, herbisida, insektisida
dan berbagai macam obat-obatan penangkal hama tanaman lainnya . unsur Arsen
ditemukan dalam jumlah yang sedikit di alam dan memiliki sifat sukar tereduksi
maupun teroksidasi. Meskipun tereduksi atau teroksidasi, membutuhkan kondisi
lingkungan yang cocok dan jumlah unsur arsen yang dibutuhkan untuk tereduksi
ataupun teroksidasi memadai. Sehingga disebut racunnya para raja, karena dahulu
digunakan untuk membunuh para raja.
Arsenic juga terkenal sebagai unsur
yang apabila membentuk senyawa oksida, akan memiliki tingkat toksisitas tinggi.
Seperti oksida arsen di bawah ini: Arsenic Pentoxide (As2O5) Arsenic pentoxide
merupakan senyawa oksida dari unsur arsen. Dalam proses reaksi pengikatan
oksigen oleh Arsen dan sebaliknya, membutuhkan kondisi dibawah normal. Selain
itu, dalam bereaksi membentuk senyawa baru unsur Arsen tidak semudah
mereaksikan natrium dan air yang langsung bereaksi dan bersifat eksplosif,
karena unsur Arsen membutuhkan kondisi lingkungan yang cocok untuk berikatan
membentuk senyawa baru.
Arsenic
pentoxide merupakan senyawa beracun. Namun, sifat toksisitasnya tidak terlalu
tinggi. Apabila dibandingkan dengan unsur arsenic pentoxide sendiri, arsenic
lebih beracun. Dalam hal ini, sifat toksisitas pada arsenic pentoxide masih
didasarkan pada ambang batas akumulasi pada tubuh makhluk hidup terutama pada
tubuh manusia dan udang, kedua makhluk hidup ini memiliki ambang batas
akumulasi arsenic pentoxide yang berbeda. Mungkin saja dalam udang batas
akumulasinya lebih tinggi daripada batas akumulasi pada manusia. Jadi, apabila
manusia mengkonsumsi udang, meskipun dalam jumlah kecil, dapat mengalami
keracunan. Karena tubuh udang terkontaminasi oleh arsenic yang sudah bereaksi
dengan oksigen dalam tubuh udang dengan batas akumulasi lebih tinggi dari pada
batas akumulasi pada manusia. Namun, tingkat toksisitas pada arsenic pentoxide
lebih rendah dari pada arsenic trioxide. Arsenic Trioxide (As2O3) Senyawa yang
terbentuk karena arsen berikatan dengan oksigen. Namun, dalam hal ini arsenic
pentoxide dengan arsenic trioxide sangatlah berbeda. Dari tulisan senyawanya
dan nama senyawanyapun berbeda, meskipun terbentuk dari unsur yang sama,
keduanya memiliki sifat yang sangat jauh berbeda. Di dalam uraian arsenic
pentoxide, sudah disinggung salah satu sifat arsenic trioxide yaitu sangat
beracun, bahkan lebih beracun dari arsen dan arsenic pentoxide, karena sifatnya
yang sulit dideteksi oleh alat medis. Vitamin C (C6H8O6) Sebelum membahas
secara spesifik tentang vitamin C, kita pahami tentang kata vitamin . sebagian
vitamin merupakan katalisator seperti, vitamin yang mudah larut dalam air yaitu
vitamin B dan C. Katalisator adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk
mempercepat reaksi. Kita tahu bahwa vitamin C sangat dibutuhkan oleh tubuh
sebagai atioksidan karena sifatnya yang mudah terurai pada suhu tinggi, selain
itu vitamin C dapat mengalami degenerasi karena pH yang tidak cocok.
Vitamin C
sering dikenal dengan nama asam askorbat,yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
untuk membantu regenerasi sel dan meningkatkan system imun tubuh sehingga tidak
mudah terserang penyakit. Asam askorbat memiliki sifat kimia dan fisika, yaitu
mudah larut dalam air , mudah teroksidasi, dan merupakan asam lemah sehingga
menjadikannya sebagai zat yang mudah dibuat untuk memenuhi kebutuhan vitamin C
dalam tubuh. Kenapa disebut asam lemah? Karena tubuh dapat mensintesis vitamin
C tanpa terjadi alergi atau timbul masalah baru. Sebagian besar asam kuat apabila
di konsumsi dapat menimbulkan dampak negative baru, sebagai contoh asam sulfat
(H2SO4), apabila zat ini mengenai anggota tubuh kita akan timbul gatal-gatal
dan rasanya panas , kecuali asam clorida (HCl) yang memang terdapat di dalam
tubuh khususnya di lambung, zat ini berfungsi untuk membunuh kuman pada makanan
yang kita makan. Namun, apabila Asam clorida kita sentuh atau terkena lidah,
maka akan membuat lidah kita bermasalah serius. Karena itulah asam klorida
hanya terdapat pada lambung , karena lambung merupakan organ yang memiliki
sifat khusus dan memiliki struktur yang cocok untuk tempat terdapatnya asam
klorida. Namun, sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa semakin banyak
mengkonsumsi vitamin C, maka akan semakin bagus untuk tubuh. Padahal, tubuh
hanya membutuhkan vitamin C dalam takaran tertentu yaitu 46 mg. Apabila
melebihi takaran yang dibutuhkan, maka akan menimbulkan pembentukan batu
ginjal. Jadi, mengkonsumsi vitamin C secara berlebihan itu tidak baik bagi
tubuh. Dari kalimat paling atas, dapat kita simpulkan bahwa vitamin C merupakan
katalisator, yaitu suatu zat yang berfungsi mempercepat jalannya reaksi. Dalam
hal ini, vitamin C turut campur dalam reaksi kimia, namun saat reaksi telah
berlangsung dia tidak membentuk senyawa/zat baru , atau setelah reaksi selesai
pada hasil reaksi vitamin C kembali terbentuk. Jadi, dari uraian tentang
senyawa-senyawa yang terlibat dalam reaksi antara vitamin C dengan Arsenic
pentoxide, dapat disimpulkan, bahwa benar apabila dua senyawa bercampur dapat
terjadi suatu reaksi yang menghasilkan zat baru. Namun dalam hal ini, arsenic
trioxide (As2O3) dapat terbentuk apabila syarat untuk berikatan / bereaksi
dengan vitamin C terpenuhi, diantaranya lingkungan yang mendukung
2.2
Formalin
1.
Secara industri, formaldehida dibuat
dari oksidasikatalitik
metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum
serta vanadium.
Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi
metanol dan oksigen
terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan
kimia
3.
Katalis yang menggunakan perak
biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih tinggi, kira-kira 650 °C.
dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi
kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas,
sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi
5.
Bila formaldehida ini dioksidasi
kembali, akan menghasilkan asam format yang sering ada dalam larutan formaldehida
dalam kadar ppm.
6.
Di dalam skala yang lebih kecil,
formalin bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara
komersial tidak menguntungkan.
BAB III
KESIMPULAN
1)
Arsenic Pentoxide (As2O5) bereaksi
dengan Vitamin C menjadi zat berbahaya Arsenic Trioxide (As2O3).
2)
Secara industri, formaldehida
dibuat dari oksidasikatalitik
metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum
serta vanadium.
Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi
metanol dan oksigen
terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan
kimia
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 1989.Concise International
Chemical Assessment Document Formaldehyde.World Health Organization. Geneva
Anonim. 1988. Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Ika WH, 2007. Pemerikasaan Kandungan
formaldehid Bedasarkan Perbedaan Suhu Air Yang Dimasukkan Kedalam Peralatan
Makan Melanin Yang beredar Di Kota Medan Tahun 2007. Skripsi USU. Medan
Kusumawati F dkk. 2004. Penetapan Kadar
Formalin Yang Digunakan Sebagai Pengawet Dalam Bakmi Basah Di Pasar Wilayah
Kota Surakarta, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 5, No. 1, 2004:
131-140, Surakarta
Id.wikipedia.org/wiki/arsen
Darmono . 2009 . Farmasi Forensik dan Toksikologi . Jakarta : UI-Press
Cotton dan
Wilkinson . 2009 . Kimia Anorganik Dasar
. Jakarta : UI-Press
Darmono .
2006 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran
Hubungannya Dengan Toksikologi Seyawa Logam . Jakarta . UI-Press
good
BalasHapussipp
BalasHapusnice
BalasHapusaw
BalasHapusyups..
BalasHapussip
BalasHapus