PERCOBAAN
II
STERILISASI
Tujuan
Pratikum
·
Agar
mahasiswa mengetahui sterilisasi dengan autoclave
Dasar
Teori
A.
Sterilisasi
Sterilisasi secara umum adalah :
proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau alat dari semua bentuk
kehidupan .
Seterilisasi dalam budidaya pakan
alami: upaya membebaskan peralatan atau media dari organisme termasuk plankton
yang tidak dikenhendaki.
B.
Pengolongan
berdasarkan jenis obyek dalam BPA
o
Peralatan
: kecil,besar
o
Media:
tahan panas, tidak tahan panas
o
Proses
kerja
Metode
sterilisasi secara mekanis menggunakan mikrofiller, secara fisis menggunakan
pemanasan, penyinaran secara chemis menggunakan bahan kimia
o
Sterilisasi
secara mekanik
1)
Filtrasi,
mikrofiller : 2,5-3 mikron / 0,22-0,45 mikron
2)
Prinsif
cairan lewat saringan berpori (ditekan dengan gaya sentrifungasi atau pompa
vakum). Bakteri tertahan pada saringan, virus tidak tersaring.
3)
Bahan
yang tidak tahan panas atau mudah menguap : vitamin, antibiotic, enzim
4)
Langkah:
.
ü
Sterilisasi
tempat yang digunakan sebagai wadah
ü
Media
disaring menggunakan mikrofiller (2,5-3)micron dan langsung ditempatkan pada
wadah steril
ü
Ditutup
rapat dengan aluminium foil
ü
Dilakukan
dengan LAF
o
Macam-macam
mikrofiller
1)
Non-
disposable filration apparatus
ü
Disebut
dengan pompa vakum
ü
Volume
20-1000 ml
2)
Disposable
filter cup unit
ü
Disedot
dengan pompa vakum
ü
Volume
15-1000 ml
3)
Disposable
filtration unit dengan botol penyimpan
ü
Disedot
dengan pompa vakum
ü
Volume
15-1000 ml
4)
Syringe
filter
ü
Ditekan
seperti jarum suntik
ü
Volume
1-20 ml
5)
Spin
filter
ü
Ditekan
dengan gaya sentrifugasi
ü
Volume
kurang dari 1 ml
C.
Metode
fisis
a.
Pemanasan
ü
Pemijaran
(dengan api langsung) contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll
ü
Panas
kering : oven (160-180 0 C) untuk alat dari kaca, Erlenmeyer, tabung
reaksi, dll.
ü
Uap
air panas: konsep mirip mengukus untuk bahan yang mengandung air (tidak terjadi
dehidrasi)
ü
Uap
air panas bertekanan : autoklaf
b.
Penyinaran
Dengan
uu contoh : membunuh mikroba pada permukaan interior Safety Cabinet Sterilisasi
Ruangan.
D.
Macam-macam
sterilisasi
a.
Sterilisasi
basah
Sterilisasi
dengan menggunakan pemanasan basah, dapat dengan beberapa cara perebusan,
pemanasan dengan tekanan,tindalisasi, dan pasteurisasi.
b.
Sterilisasi
kering
Strilisasi
kering dengan digunakan dalam strilisasi ala-alat gelas laboratorium dimana
digunakan oven dengan suhu 160-180 0C Selama 1,5-2 jam dengan system udara statis.
c.
Sterilisasi
uap
Proses
strilisasi thermal yang menggnakan uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit
pada suhu 1210C, kecuali dinyatakan lain, berlangsungya disuatu
bejana yang disebut autoklaf dan mungkin merupakan cara sterilisasi yang paling
banyak di lakukan.
d.
Sterilisasi
dengan uap
Sterilisasi
larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan
mengunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya
dapat dipisahkan secara fisika.
Cara - Cara Sterilisasi Menurut FI.ed.IV
1.
Sterilisasi uap
Adalah
proses sterilisasi thermal yang menggunakan uap jenuh dibawah tekanan selama 15
menit pada suhu 121oC. Kecuali dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang
disebut otoklaf, dan mungkin merupakan proses sterilisasi paling banyak
dilakukan.
Alat :
Disebut otoklaf,
yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang berat, mempunyai
lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer, pengatur
tekanan udara, klep pengaman.
Otoklaf dipanaskan, ventilasi dibuka untuk membiarkan udara
keluar. Pengusiran udara pada otoklaf berdinding dua, uap air masuk dari bagian
atas dan udara keluar dari bagian bawah yang dapat ditunjukkan pada gelembung
yang keluar dari ujung pipa karet dalam air.
Setelah
udara bersih, bahan yang akan disterilkan dimasukkan sebelum air mendidih,
tutup otoklaf dan dikunci, ventilasi ditutup dan suhu serta tekanan akan naik
sesuai dengan yang dikehendaki. Atur klep pengaman supaya tekanan stabil.
Setelah
sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin hingga tekanannya sama dengan
tekanan atmosfir. Cara sterilisasi ini lebih efektif dibanding dengan pemanasan
basah yang lain, karena suhunya lebih tinggi.
Bahan / alat yang dapat disterilkan :
Alat pembalut, kertas saring, alat gelas ( buret, labu ukur
) dan banyak obat-obat tertentu.
2.
Sterilisasi panas kering
Sterilisasi
cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang dilengkapi udara yang
dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana
sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o, jika alat sterilisasi beroperasi
pada suhu tidak kurang dari 250o .
Alat :
Oven yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi
dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan
dari bawah dengan gas atau listrik.
Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan
cara kering
Alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur,
erlemeyer, botol-botol, corong), bahan obat yang tahan pemanasan tinggi (minyak
lemak, vaselin).
Ciri-ciri
pemanasan kering :
1. Yang dipanaskan adalah udara kering
2.
Proses pembunuhan mikroba
berdasarkan oksidasi O2 udara
3. Suhu yang digunakan lebih tinggi,
kira-kira 150o. Satu gram udara pada suhu 100o, jika
didinginkan menjadi
99o hanya membebaskan 0,237 kalori.
4.
Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 jam sampai 2 jam, kecuali pemijaran.
5.
Digunakan untuk sterilisasi bahan
obat / alat yang tahan pemanasan tinggi.
3.
Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas
inert, tetapi keburukan gas etilen
oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik, kemungkinan
meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang
mengandung ion klorida.
Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternatif dari
sterilisasi termal, jika bahan yang
akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi pada sterilisasi uap atau
panas kering.
Proses sterilisasinya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang didesain
seperti pada otoklaf dengan modifikasi tertentu. Salah satu keterbatasan utama dari proses sterilisasi dengan gas etilen
oksida adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke
daerah yang paling dalam dari produk yang disterilkan.
4.
Sterilisasi dengan radiasi ion
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi
gamma) dan radiasi berkas elektron.
Digunakan isotop radio aktif, misalnya Cobalt
60.
Pada kedua jenis ini, dosis
yang menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat
bahan yang disterilkan dapat diterima. Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih
dosis 2,5 megarad (Mrad) radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal,
diinginkan dan dapat diterima penggunaan dosis yang lebih rendah untuk
peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
Cara ini dilakukan jika bahan yang
disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan khawatir tentang
keamanan etilen oksida. Keunggulan
sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang
dapat diukur serta variabel yang dikendalikan lebih sedikit.
5.
Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi
larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang
dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara
fisika.
Perangkat penyaring umumnya terdiri
dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah yang
tidak permeable. Efektivitas penyaring
media atau penyaring subtrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi
bakteri dari matriks dan mekanisme pengayakan.
Penyaring yang melepas serat, terutama yang mengandung asbes harus dihindari
penggunaannya kecuali tidak ada penyaringan alternatif lain yang mungkin
bisa digunakan.
Ukuran porositas minimal membran matriks tersebut berkisar 0,2 mm – 0,45 mm
tergantung pada bakteri apa yang hendak disaring. Penyaring yang tersedia saat
ini adalah selulosa asetat, selulosa
nitrat, flourokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil
klorida, vinil nilon, potef dan juga membran logam.
Larutan
disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah steril,
kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptik .
Keuntungan cara ini :
1. Digunakan untuk bahan obat yang
tidak tahan pemanasan tetapi larut dalam air.
2. Dapat dilakukan dengan cepat,
terutama untuk pembuatan kecil-kecilan.
3. Semua mikroba hidup atau mati dapat
disaring dari larutan, virus jumlahnya dikurangi.
4. Penyaring dapat bersifat adsorpsi,
sebagian besar virus dapat diadsorpsi
Kerugian cara ini :
1.
Masih diperlukan zat bakterisida.
2.
Hanya dapat digunakan untuk pembawa
berair, tidak dapat digunakan untuk pembawa
minyak.
3. Beberapa jenis penyaring dapat mengadsorpsi bahan obat,
terutama kalau kadarnya
kecil.
4. Beberapa penyaring sukar dicuci : porselin, Keiselguhr.
5.
Beberapa penyaring bersifat alkalis
(Seitz filter) dan penyaring dari asbes
melepaskan asbes
ke dalam larutan.
6.
Filtrat yang diperoleh belum bebas
dari virus.
Cara-cara menyaring :
Ada
2 cara untuk menyaring , yaitu :
1. Dengan tekanan positip : larutan dalam penyaring ditekan dengan tekanan
yang lebih
besar
dari udara luar.
2. Dengan tekanan negatip : larutan dalam penyaring diisap (penampung di
vakumkan).
Udara yang dipakai untuk itu harus udara
bersih, biasanya digunakan gas nitrogen
(N2) yang dialirkan melalui kapas berlemak dalam tabung gelas
atau platina yang dipanaskan.
Pembersihan penyaring bakteri :
1. Dengan menyedot air bersih
berlawanan dengan cara penyaringan atau larutan HCl
panas
lalu dibilas.
2. Memasak dalam larutan
Na-karbonat 2 % lalu dibilas (protein akan hancur , karena
pH
8,5)
3. Penyaring bakteri disterilkan dengan
cara pemanasan kering, pemijaran, otoklaf atau secara kimiawi..
Pemilihan cara sterilisasi
Pemilihan sterilisasi harus
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Stabilitas:
sifat kimia,sifat fisika,khasiat,serat,struktur bahan obat tidak boleh
mengalami perubahan setelah proses sterilissasi
2.
Efektivitas
: cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil yang maksimal dengan
proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.
3.
Waktu
: lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat dan
keecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang merata.
METODELOGI PERCOBAAN
Waktu
dan tempat pratikum mengenai sterilisasi yang dilaksanakan hari sabtu pukul
13:00 – 15:00 WIB. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi
AL-FATAH Bengkulu.
Alat
dan Bahan
·
Alat
ü
Cawan
petri
ü
Pipet
ukur
ü
Batang
pengaduk
ü
Tabung
reaksi
ü
Jarum
ose
ü
Lampu
spritus
ü
Pipet
filler
ü
Pipet
volume
ü
Beaker
glass
ü
Erlenmeyer
ü
Autoclave
·
Bahan
ü
Kertas
ü
Plastik
ü
Kapas
PROSEDUR KERJA
o
Untuk
mensterilkan cawan petri , bungkus dengan kertas kemudian masukan kedalam
plastic lalu masukan kedalam Autoklaf dengan suhu 1210C.
o
Untuk
mensterilkan pipet volume, cukup bungkus dengan kertas tanpa tulisan kumudian
ujung kertas dilipat hingga uap tidak bisa masuk kedalam autoklaf dengan suhu
1210C.
o
Untuk
mensterilkan batang pengaduk, cukup bungkus batang pengaduk dengan kertas tanpa
tulisan kemudian ujung kemudian ujung
kertas dilipat hinggatertutup rapat , lalu masukan ke dalam plastic, kemudian
masukan kedalam Autoklaf dengan suhu 1210C
o
Untuk
mensterilkan tabung reaksi cukup sampai mulut tabung dengan kapas lalu masukan
kedalam plastic lalu masukan kedalam autoklaf dengan suhu 1210C.
o
Untuk
mensterilkan Erlenmeyer, cukup sumbat elemeyer dengan kapas bersih lalu masukan
kedalam Autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.
o
Untuk
mensterilkan beaker glass, sumbat mulut beaker glass dengan kapas bersih lalu
masukan kedalam Autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.
o
Strilisasi
jarum ose, cukup panaskan jarum ose hingga kemerahan dengan lampu spritus.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Sterlisasi adalah
suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembangbiak.
Adapun cara sterilisasi menurut FI.Ed.IV yaitu:
Cara - Cara Sterilisasi Menurut FI.ed.IV.
1. Sterilisasi uap
Adalah proses sterilisasi thermal
yang menggunakan uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121oC.
Kecuali dinyatakan lain, berlangsung
di suatu bejana yang disebut otoklaf, dan mungkin merupakan proses sterilisasi
paling banyak dilakukan.
Alat :
Disebut
otoklaf, yaitu suatu panci
logam yang kuat dengan tutup yang berat, mempunyai lubang tempat
mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer, pengatur tekanan udara, klep
pengaman.
Cara bekerja :
Otoklaf dipanaskan, ventilasi dibuka untuk membiarkan udara
keluar. Pengusiran udara pada otoklaf berdinding dua, uap air masuk dari bagian
atas dan udara keluar dari bagian bawah yang dapat ditunjukkan pada gelembung
yang keluar dari ujung pipa karet dalam air.
Setelah
udara bersih, bahan yang akan disterilkan dimasukkan sebelum air mendidih,
tutup otoklaf dan dikunci, ventilasi ditutup dan suhu serta tekanan akan naik
sesuai dengan yang dikehendaki. Atur klep pengaman supaya tekanan stabil.
Setelah
sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin hingga tekanannya sama dengan
tekanan atmosfir. Cara sterilisasi ini lebih efektif dibanding dengan pemanasan
basah yang lain, karena suhunya lebih tinggi.
2.
Sterilisasi panas kering
Sterilisasi
cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang dilengkapi udara yang
dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana
sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o, jika alat sterilisasi
beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250o .
Alat :
Oven yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi
dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan
dari bawah dengan gas atau listrik.
3.
Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan gas
inert, tetapi keburukan gas etilen
oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik, kemungkinan
meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama yang
mengandung ion klorida.
Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternatif dari
sterilisasi termal, jika bahan yang
akan disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi pada sterilisasi uap atau panas
kering.
4.
Sterilisasi dengan radiasi ion
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi
gamma) dan radiasi berkas
elektron. Digunakan isotop radio aktif, misalnya Cobalt 60.
Pada kedua jenis ini, dosis
yang menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan
sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat
bahan yang disterilkan dapat diterima. Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih
dosis 2,5 megarad (Mrad) radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal,
diinginkan dan dapat diterima penggunaan dosis yang lebih rendah untuk
peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
5.
Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi
larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang
dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara
fisika.
Perangkat penyaring umumnya terdiri
dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah yang
tidak permeable. Efektivitas penyaring
media atau penyaring subtrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi
bakteri dari matriks dan mekanisme pengayakan.
Penyaring yang melepas serat, terutama yang mengandung asbes harus dihindari
penggunaannya kecuali tidak ada penyaringan alternatif lain yang mungkin
bisa digunakan.
Ukuran porositas minimal membran matriks tersebut berkisar 0,2 mm – 0,45 mm
tergantung pada bakteri apa yang hendak disaring. Penyaring yang tersedia saat
ini adalah selulosa asetat, selulosa
nitrat, flourokarbonat, polimer akrilik, polikarbonat, poliester, polivinil
klorida, vinil nilon, potef dan juga membran logam.
Keuntungan cara ini :
1. Digunakan untuk bahan obat yang
tidak tahan pemanasan tetapi larut dalam air.
2. Dapat dilakukan dengan cepat,
terutama untuk pembuatan kecil-kecilan.
3. Semua mikroba hidup atau mati dapat
disaring dari larutan, virus jumlahnya
dikurangi.
4. Penyaring dapat bersifat adsorpsi,
sebagian besar virus dapat diadsorpsi
Kerugian cara ini :
1.
Masih diperlukan zat bakterisida.
2. Hanya dapat digunakan untuk pembawa
berair, tidak dapat digunakan
untuk
pembawa minyak.
3. Beberapa jenis penyaring dapat
mengadsorpsi bahan obat, terutama kalau
kadarnya
kecil.
4. Beberapa penyaring sukar dicuci : porselin, Keiselguhr.
5.
Beberapa penyaring bersifat alkalis
(Seitz filter) dan penyaring dari asbes
Melepaskan asbes
ke dalam larutan.
6.
Filtrat yang diperoleh belum bebas
dari virus.
KESIMPULAN
Kesimpulan pada pratikum ini adalah kita dapat menetahui
secara sterilisasi dengan Autoklaf dan Sterilisasi dengan oven.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari.Gina.2014.Petunjuk
Pratikum Mikrobiologi. Bengkulu
Kurniasi,Sinta.2011.Sterilisasi
(Pdf).Jakarta
bgus
BalasHapuslike
BalasHapusbalas
like
BalasHapussip
BalasHapusol
BalasHapusya
BalasHapusbaiklah baiklahh
BalasHapussip
BalasHapussiip
BalasHapus